Minggu, 11 Desember 2011
Rabu, 12 Oktober 2011
~.♥.~ Dengan Satu Kalimat ~.♥.~
Ketika mata dua insan saling menatap penuh suka
Allah beserta Malaikat-Nya menatap mereka dengan tatapan laknat lagi hina
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Tatapan mereka yang penuh cinta nan suci
Mengundang tatapan Allah kepada mereka dengan tatapan penuh rahmat
Ketika jemari dua insan saling bergenggaman penuh kasmaran
Allah beserta Malaikat-Nya menyaksikan himpunan dosa bertumpuk atas keduanya
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Genggaman jemari keduanya yang penuh mesra
Mengundang Allah mencurahkan maghfirah atas keduanya
Sehingga Malaikat bertasbih karena guguran dosa berserakan dari keduanya
Ketika hati dua insan terbuai dalam rindu penuh gelisah
Allah beserta Malaikat-Nya menyaksikan qalbu mereka membeku dari hidayah
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Tautan rindu dalam qalbu mereka berbuah benih-benih keimanan
Sehingga Allah curahkan sakinah ke dalam qalbu mereka
Ketika raga dua insan saling terjamah dan berpadu penuh nafsu
Allah, Malaikat, dan seluruh penghuni langit dan bumi mencaci dan melaknat keduanya dengan hina
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Perpaduan raga dua insan yang tulus suci diiring tasbih akan bercurahkan keridhaan Ilahi bagi keduanya
Sehingga Malaikat, dan seluruh penghuni langit dan bumi turut bertasbih seraya berdo'a,
"Ya Allah rahmatilah mereka, ampunilah dosa-dosa mereka yang terdahulu
dan berkahilah mereka dengan keturunan yang shalih..."
Hanya dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Kalimat itu adalah...
"Saya terima nikahnya ....... binti ....... dengan mahar ....... di bayar tunai..."
Allah beserta Malaikat-Nya menatap mereka dengan tatapan laknat lagi hina
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Tatapan mereka yang penuh cinta nan suci
Mengundang tatapan Allah kepada mereka dengan tatapan penuh rahmat
Ketika jemari dua insan saling bergenggaman penuh kasmaran
Allah beserta Malaikat-Nya menyaksikan himpunan dosa bertumpuk atas keduanya
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Genggaman jemari keduanya yang penuh mesra
Mengundang Allah mencurahkan maghfirah atas keduanya
Sehingga Malaikat bertasbih karena guguran dosa berserakan dari keduanya
Ketika hati dua insan terbuai dalam rindu penuh gelisah
Allah beserta Malaikat-Nya menyaksikan qalbu mereka membeku dari hidayah
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Tautan rindu dalam qalbu mereka berbuah benih-benih keimanan
Sehingga Allah curahkan sakinah ke dalam qalbu mereka
Ketika raga dua insan saling terjamah dan berpadu penuh nafsu
Allah, Malaikat, dan seluruh penghuni langit dan bumi mencaci dan melaknat keduanya dengan hina
Namun dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Perpaduan raga dua insan yang tulus suci diiring tasbih akan bercurahkan keridhaan Ilahi bagi keduanya
Sehingga Malaikat, dan seluruh penghuni langit dan bumi turut bertasbih seraya berdo'a,
"Ya Allah rahmatilah mereka, ampunilah dosa-dosa mereka yang terdahulu
dan berkahilah mereka dengan keturunan yang shalih..."
Hanya dengan satu kalimat, segalanya berubah...
Kalimat itu adalah...
"Saya terima nikahnya ....... binti ....... dengan mahar ....... di bayar tunai..."
~*~ Kenapa Ada Cinta terpendam dalam Persahabatan~*~
Jika engkau memuja karna keelokan wajah sejatinya engkau memuja sang pencipta,,
Dan jika engkau memiliki rasa akan keelokan jiwa sejatinya engkau juga memuja sang pencipta,,
Namun bila engkau memuja selain DIA dngan segenap hati dan jiwa, maka berhati2lah sbab hatimu telah ternoda oleh kebusukan2 dunia,,
Ingat... Cintailah cinta sebelum engkau mencintai SANG MAHA CINTA.
(La yu'minu ahadukum hatta yuhibbu li akhi kama yuhibbu li nafsih)
Al-hadis
Dan jika engkau memiliki rasa akan keelokan jiwa sejatinya engkau juga memuja sang pencipta,,
Namun bila engkau memuja selain DIA dngan segenap hati dan jiwa, maka berhati2lah sbab hatimu telah ternoda oleh kebusukan2 dunia,,
Ingat... Cintailah cinta sebelum engkau mencintai SANG MAHA CINTA.
(La yu'minu ahadukum hatta yuhibbu li akhi kama yuhibbu li nafsih)
Al-hadis
.~* Duhai Istriku *~.
.~* Duhai Istriku *~.
Kehadiranmu memancarkan seribu kesyukuran buat diriku
Pada diriku, tiada sesuatu yang istimewa untuk dipersembahkan buatmu
Karena aku…bukanlah yang terhebat
Karena aku…bukanlah yang terbaik
Karena pada diriku…banyak kekurangan
Namun dikau tetap saja menerima dan memilihku sebagai seorang suami…
Istriku…
Yang aku kejar hanyalah untuk meraih keridhaanmu, demi mencapai keridhaan Allah…
Istriku…
Ku tahu, dibalik kejernihan matamu, dibalik kebersihan wajahmu, dibalik senyum manismu
Tersembunyi seribu satu kisah suka dan duka
Kepayahan memperjuangan kebenaran agama
Terkadang dikau menderita menerima cemoohan dan celaan manusia
Sengsara menanggung musibah yang tak pernah reda
Itulah lumrah dakwah…jalannya tak ditabur dengan bunga
Namun dikau tetap bersabar demi meraih pahala
Ku doakan buatmu Syurga
Moga kita bertemu dan tetap saja bersama di sana
Duhai istriku yang tercinta…
Istriku…
Kuatkanlah hatimu, tabahkan jiwamu, bakar semangatmu
Ketahuilah aku sentiasa mendukungmu
Ingatlah janji Allah itu adalah benar dan sangat indah buat hambanya yang sabar
Insya Allah perjuanganmu takkan sia-sia duhai Istriku…
Semoga Allah menghadiahkan buatmu syurgaNya yang kekal selamanya
Andai dirimu menempuhi segalanya dengan sabar dan ridha
Andai dirimu ikhlas berjuang demi Allah Yang Maha Esa…
Istriku…
Apa yang kuharapkan..
Bukanlah mencari seorang istri yang cantik rupanya
Bukanlah mengharapkan istri yang cantik
Bukan ku menagih pinta diperhatikan
Bukan ku rela dipuja dengan cantik dan rupawan
Bukan semua itu semata-mata
Itu semua tak membawa makna
Seandainya tidak didahulukan dengan agama
Hidup kita juga mungkin tak beroleh bahagia…
Istriku…
Ku mengharapkan…
Dikau membantuku ke arah jalan keselamatan
Berpedomankan generasi pilihan dan terbaik sepanjang zaman
Kau menyadarkan aku akan cinta Rabbku
Kau mengajarku arti kesabaran
Kau hiasi diriku dengan pakaian cinta keimanan dan cinta ketaqwaan
Kau mendidik diriku akan cinta ketabahan
Istriku…
Semoga insan lain sedang nyenyak tidur di malam yang sepi
Dikau mengejutkan aku atau aku yang mengejutkanmu dari alunan mimpi
Di sepertiga malam terakhir kita berdua bangun bermunajat pada Ilahi
Memohon keampunan dari Allah yang saat itu turun ke langit bumi
Mari kita contoh teladan Nabi
Menjadi hamba yang sentiasa mensyukuri
Akan nikmat Allah yang melimpah luah tidak terperi
Segala ujian yang mendatang bersama kita arungi
Moga ketabahan, kesabaran, keridhaan, dan istiqomah sentiasa mengiringi
Istriku…
Janganlah dikau menangis
Karena tangismu turut mengundang duka di hatiku
Istriku…
Janganlah dikau bersedih
Sesungguhnya Allah sentiasa bersamamu
Duhai Istriku…
Ketahuilah, aku mencintaimu karena Allah…
Selamat menempuh jalan keberkahan
Duhai engkau belahan jiwaku...
~º*♥*º~ Jangan Kau Hambat Jodohmu ~º*♥*º~
~º*♥*º~ Jangan Kau Hambat Jodohmu ~º*♥*º~
Jodoh terhambat? Kenapa bisa terhambat? Ada yang bilang jodoh kita terhambat gara-gara ini dan itu. Ironisnya ada yang berpendapat bahwa terhambatnya jodoh dikarenakan ada makhluq lain (jin) yang suka kepada manusia, sehingga tidak sedikit dari saudara-saudari kita mendatangi 'orang pintar', paranormal, dsb untuk diruqyah (meskipun berlabel syari'at) supaya jodoh kita tidak terhambat. Jika kita meyakini hal itu, berarti kita sudah terjerumus pada perbuatan syirik. Sedangkan syirik itu 'zhulmun 'azhiim' (kezhaliman yang besar). Naudzubillahi min dzaalik. Semoga Allah menjauhkan kita dari kemusyrikan.
Lalu kenapa jodoh kita terhambat? Hal itu bisa disebabkan beberapa hal berikut:
1. Hati Yang Belum Siap
Tidak dipungkiri bahwa hati sanubari kita pernah merasakan perasaan yang begitu dalam. Sebagian mereka menyebutnya 'Jatuh Cinta', padahal bukan. Perasaan itu hanyalah rasa suka yang didorong oleh syahwat sehingga menjadi rasa yang berlebihan.
Perasaan seperti itu adalah fitrahnya manusia. Selama kita masih menjabat sebagai manusia, maka 'rasa' itu pasti akan atau pernah kita rasakan. Ketika rasa itu mulai meliputi hati sanubari kita, maka tidak ada yang bisa menolaknya. Sekalipun kepadanya dikatakan, "Nggak usah cemas!", "Jangan terlalu dipikirkan!", dsb. maka hati sanubari masih tetap akan cemas, dan 'rasa' itu tetap terpikirkan.
Tetapi ingat..selain hati sanubari (kecenderungan hati kepada nafsu), kita juga punya hati nurani (kecenderungan hati kepada iman).
Jika hati sanubari kita lebih dominan, maka kita akan terus terlarut dalam 'perasaan' itu. Tetapi jika hati nurani kita yang lebih dominan, maka setidaknya kita tidak akan terus terlarut dalam 'perasaan' itu.
Solusinya, siapkan hati dengan menghidupkan hati nurani. Yaitu dengan 'taqorub ilallah' (mendekatkan diri kepada Allah). Diantaranya dengan cara berdzikir kepada Allah, baik dzikir 'qalbi' (dalam hati), dzikir lisaani (dengan ucapan) juga dzikir 'amali (dengan perbuatan)
2. Terlena Dalam Ikatan/Komitmen (Pacaran)
Memang tidak ada istilah pacaran (pranikah) dalam Islam. Bukan hanya sebatas status 'berpacaran' atau 'putus'nya. Tetapi lebih ke ikatan perasaan.
Jika hanya sebatas perasaan itu wajar. Tetapi yang berbahaya adalah ketika perasaan itu kemudian dieksplorasi dengan berbagai cara (baik dengan kata-kata apalagi dengan perbuatan). Dan itu sudah termasuk kategori mendekati zina.
Bukankah Allah telah mengingatkan kepada kita, "wa laa taqrobu zina..." (dan janganlah engkau mendekati zina...). Mendekatinya saja sudah Allah larang, apalagi jika dilakukan, bisa-bisa Allah murka. Na'uudzubillah.
3. Harapan Yang Berlebihan
Masalah jodoh, memang tidak ada yang tahu selain Allah saja. Tetapi kita bisa mengusahakannya. Terlepas dari jadi atau tidak dengan orang kita harapkan, jodoh pasti ada.
Dan jodoh itu tidak akan datang, jika dalam hati kita masih ada harapan yang berlebihan pada seseorang yang belum tentu jodoh kita.
Namun ketika hati kita mulai ridho atas ketetapan Allah, dan ketika harapan-harapan itu kita serahkan kepada Allah, insyaAllah..Allah akan kirim jodoh kita. Dengan jalan dan orang yang tidak pernah kita duga sebelumnya.
4. Meninggikan Kriteria
Siapa yang akan menolak jika kita diberi jodoh yang sempurna? Sehingga kita mulai memasang beberapa kriteria untuk jodoh kita. Baik secara fisiknya, watak pribadinya, status pendidikannya, bahkan hingga pekerjaannya. Kita menginginkan agar jodoh kita memenuhi kriteria yang kita harapkan, tidak salah memang. Tapi apakah tidak berlebihan? Apa kita juga tidak sadar bahwa mungkin jodoh kita pun justru memasang kriteria yang lebih tinggi dari kita?
Akhirnya, karena masing-masing kriteria tidak se-kufu' (setara), maka jodoh pun tidak akan pernah bertemu. Sebab Allah menjodohkan orang-orang yang se-kufu'
"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, laki-laki yang keji untuk wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk wanita yang baik pula." (QS An Nuurayat 26)
Koreksi kembali kriteria yang kita pasang. Lalu sesuaikan dengan kriteria diri kita sendiri. Atau kita yang menyesuaikan dengan kriteria yang kita harapkan.
Jika kita menginginkan jodoh yang sholeh/sholehah, maka benahi dulu diri kita supaya menjadi insan yang sholeh/sholehah.
5. Dosa Yang Terabaikan
Dalam hal ini Baginda Rasul SAW pernah mengungkapkan,
"Sesungguhnya seseorang benar-benar dihambat (rizqi/jodohnya) disebabkan dosa yang dikerjakannya." (HR Ibnu Hibban)
"Barangsiapa yang merasa diperlambat (rizqi/jodohnya), maka hendaklah dia beristighfar kepada Allah." (HR Al Baihaqi)
Kedua hadits ini memang tidak shohih, tetapi derajatnya hasan (baik) setelah terdukung kepada hadits-hadits shahih lainnya. Dan ini sah-sah saja untuk diamalkan.
Terlepas dari shohih atau tidaknya, kedua hadits tsb mengingatkan kita untuk senantiasa menjaga diri dari berbuat kesalahan agar Allah mencintai kita. Kalau Allah sudah mencintai, kira-kira apa yang tidak akan diberikan bagi yang dicintaiNya?
Jadi...terhambatnya jodoh kita adalah karena ulah kita sendiri. Maka segera hentikan tindakan-tindakan kelalaian kita seperti 5 poin di atas. Sempurnakan dengan rumus 3L...
L yang pertama... 'Luruskan niat'
Perbaiki niatnya semata-mata hanya karena Allah. Sebab "Innamal a'malu bin niyah" Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya.
L yang kedua... 'Lakukan ikhtiar'
Ikhtiar seoptimal mungkin, mulai dari mencari dan menambah ilmunya. Juga do'a serta istikhorohnya. Jangan pernah merasa lelah. Sekecil apapun ikhtiar kita, Allah tidak akan menyepelekannya.
L yang ketiga... Lupakan harapan-harapan kosong
Berharaplah hanya kepada Allah saja. Sebab ketika kita berharap kepada selain Allah, Allah tidak akan membukakan jalan keridhoanNya. Tetapi dengan berharap kepada Allah saja, maka Allah akan membukakan jalan keridhoanNya. InsyaAllah...
Rabu, 28 September 2011
ThE_MoRinGkAk'Z
( Crispy + Pedas + Asin + Gurih + Segarnya Rasa Jeruk Nipis !!! )
Cabai yang digunakan berkualitas
"EXTRA HOT"
KRIPIK SINGKONG
KERUPUK SLONDOK
GURILEM
KERUPUK JENGKOL
BASRENG
memakai "CABAI JAWA KERING" yang dimasak terlebih dahulu ( gunanya biar ga sakit perut )
Jeruk Nipis Segar yang dicampur dengan bahan alami ditumbuk secara manual
membuat kripik ini berasa LEZAT, rasa PEDAS + GURIH + ASIN + SEGAR dijamin muuuuuaaaaannnnTTTTAAAAAABBBBBBBZZZZZZ B.G.T
Paket A ( isi 4pcs @200gram )
- Kripik singkong = Rp. 48.000
- Gurilem = Rp. 52.000
- Kerupuk Slondok = Rp. 60.000
- Kerupuk Jengkol = Rp. 64.000
- Basreng = Rp. 64.000
Paket B 2Kg ( isi 8 pcs @200gram + FREE 1 pcs )
- Kripik singkong = Rp. 96.000
- Gurilem = Rp. 104.000
- Kerupuk Slondok = Rp. 120.000
- Kerupuk Jengkol = Rp. 128.000
- Basreng = Rp. 128.000
Paket C 5Kg ( isi 20 pcs @220gram + FREE 4 pcs )
- Kripik singkong = Rp. 240.000
- Gurilem = Rp. 260.000
- Kerupuk Slondok = Rp. 300.000
- Kerupuk Jengkol = Rp. 320.000
- Basreng = Rp. 320.000
***Harga diatas belum termasuk ongkos kirim ^_^
Cek Ongkir : http://www.jne.co.id/
DKI Jakarta / Jabodetabek = Rp.
Jawa Barat dan Sekitarnya = Rp.
Jawa Tengah dan Sekitarnya = Rp.
Jawa Timur dan Sekitarnya = Rp.
D.I Yogyakarta dan Sekitarnya = Rp.
Ditunggu orderannya yah
BNI
Nama Account : Lisna Yulianti
No Rekening : 0180123809
BCA
Nama Account : Muhamad Ramdani Sumantri
No Rekening : 4281488214
MANDIRI
Nama Account : Arif Afdilah
No Rekening : 1320011090785
http://www.facebook.com/media/set/?set=a.2365876784034.2136319.1163829455
Senin, 08 Agustus 2011
Surprice Apa Yang ALLOH SWT Kasih Untukku dan Dia
Ya alloh bulan ini
bulan suci yang begitu indah buat hamba
hamba akan slalu berdoa kepadamu didalam sujudku
Yaa Rabb...... terimakasih
semalam hamba begitu gembira
hingga susah tidur.....
apakah ini SURPRICE dari Engkau yang telah menghadirkan "Dia" untukku
Yaa Rabb hamba ingin sekali bertemu dengan "Dia"
ijinkan kami bersatu dalam ikatan pernikahan
bulan suci ini bulan yang penuh magfiroh,
bulan dimana setiap doa yang baik INSYAALLOH akan dikabulkan
Amiin Amiin Yaa Rabbal'alamin
Semua masih menjadi teka teki
ingin menikah ditahun ini adalah suatu keinginan besar
untuk mencapai ridhoMu
dan untuk menyempurnakan agamaku
Yaa Rabb......
jika benar "Dia" adalah Jodohku
dekatkan "Dia" kepada hamba
dan jika "Dia" bukan jodoh hamba
Ikhlaskan hamba untuk melepas "Dia"
dan berilah hamba pengganti "Dia"
Yaa Rabb kita berdua sudah mempunyai niat baik
niat yang menuju jenjang pernikahan
betapa bahagianya hamba Yaa Rabb
Jika memang benar "Dia" adalah jodohku
“Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia (juga) telah menjadikan diantaramu (suami, istri) rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
bulan suci yang begitu indah buat hamba
hamba akan slalu berdoa kepadamu didalam sujudku
Yaa Rabb...... terimakasih
semalam hamba begitu gembira
hingga susah tidur.....
apakah ini SURPRICE dari Engkau yang telah menghadirkan "Dia" untukku
Yaa Rabb hamba ingin sekali bertemu dengan "Dia"
ijinkan kami bersatu dalam ikatan pernikahan
bulan suci ini bulan yang penuh magfiroh,
bulan dimana setiap doa yang baik INSYAALLOH akan dikabulkan
Amiin Amiin Yaa Rabbal'alamin
Semua masih menjadi teka teki
ingin menikah ditahun ini adalah suatu keinginan besar
untuk mencapai ridhoMu
dan untuk menyempurnakan agamaku
Yaa Rabb......
jika benar "Dia" adalah Jodohku
dekatkan "Dia" kepada hamba
dan jika "Dia" bukan jodoh hamba
Ikhlaskan hamba untuk melepas "Dia"
dan berilah hamba pengganti "Dia"
Yaa Rabb kita berdua sudah mempunyai niat baik
niat yang menuju jenjang pernikahan
betapa bahagianya hamba Yaa Rabb
Jika memang benar "Dia" adalah jodohku
“Artinya : Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu hidup tentram bersamanya. Dan Dia (juga) telah menjadikan diantaramu (suami, istri) rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
Kamis, 04 Agustus 2011
Anda dan si BOS
MUSUH BEBUYUTAN
Anda melihat atasan seperti melihat hantu. Beberapa atasan sangat intimidatif dan sulit bekerja sama. Namun, khawatir berlebihan tidak akan membuat situasi makin baik. Anda akan lelah secara fisik dan emosional, dan atasan makin naik darah melihat sifat defensif Anda. Ketegangan membuat komunikasi Anda dengan bos makin macet. Akibatnya, Anda lebih nyaman mengonsultasikan pekerjaan kepada rekan kerja yang lain daripada datang langsung ke atasan. It takes two to tango. Ini bukan sepenuhnya salah Anda. Tahan diri agar emosi tidak terpancing, bila situasi sedang memanas. Tunjukkan sikap yang berorientasi untuk memperbaiki keadaan. Jika memang kesalahan di pihak Anda, jangan takut untuk mengakui karena sikap kesatria akan lebih dihargai ketimbang kabur dan buang badan.
Anda melihat atasan seperti melihat hantu. Beberapa atasan sangat intimidatif dan sulit bekerja sama. Namun, khawatir berlebihan tidak akan membuat situasi makin baik. Anda akan lelah secara fisik dan emosional, dan atasan makin naik darah melihat sifat defensif Anda. Ketegangan membuat komunikasi Anda dengan bos makin macet. Akibatnya, Anda lebih nyaman mengonsultasikan pekerjaan kepada rekan kerja yang lain daripada datang langsung ke atasan. It takes two to tango. Ini bukan sepenuhnya salah Anda. Tahan diri agar emosi tidak terpancing, bila situasi sedang memanas. Tunjukkan sikap yang berorientasi untuk memperbaiki keadaan. Jika memang kesalahan di pihak Anda, jangan takut untuk mengakui karena sikap kesatria akan lebih dihargai ketimbang kabur dan buang badan.
Rabu, 03 Agustus 2011
selamat berjuang kekasihku
Pergilah berjuang sayangku
Meski sedih hatiku rasakan
Mencapai cita-cita masa depan bersama
Aku mesti tabah menghadapi
Meski kau terpisah dariku
Merintis hidup ditanah harapan
Engkau akan arungi jalan panjang tak bertepi
Tabahkanlah hatimu kasihku
Liku-liku hidup yang akan kita lalui
Tak seindah bulan purnama
Kita mesti terus berkarya
Kuatkan hatimu, kuatkan tekatmu
Jangan engkau ragu untuk maju
Tuhan menuntunmu bersama doaku
Selamat berjuang kekasihku
Meski sedih hatiku rasakan
Mencapai cita-cita masa depan bersama
Aku mesti tabah menghadapi
Meski kau terpisah dariku
Merintis hidup ditanah harapan
Engkau akan arungi jalan panjang tak bertepi
Tabahkanlah hatimu kasihku
Liku-liku hidup yang akan kita lalui
Tak seindah bulan purnama
Kita mesti terus berkarya
Kuatkan hatimu, kuatkan tekatmu
Jangan engkau ragu untuk maju
Tuhan menuntunmu bersama doaku
Selamat berjuang kekasihku
Galau
Saat hati terluka saat jiwa meronta saat batin tersiksa saat ku tenggelam dalam dilema
di satu sisi ku menginginkannya di sisi yang lain ku tak ingin
mengapa semuanya membuatku tak punya pendirian
tak ingin rasa hati untuk memilih, tapi hanya ingin dipilih
ku tak ingin dicintai, hanya ingin disayangi
semua berubah, saat perpisahan itu terjadi
kini hidupku bagaikan tak berpenghuni
tak ada gairah,,, tak ada semangat yang membara
saat kau ada disisiku
kini engkau telah bahagia bersamanya, tanpa tau aq terlunta-lunta
sakit yang menyayat tubuh ini, sakit yang tumbuh di dasar jiwa dan pikiran ini
ingin ku buang.... ku buang jauh
hinggga aq tak bisa mengingatmu kembali
tapi tak bisa
tak bisa ku buat semuanya kembali normal
kadang asa ini ingin bertemu dan memilikimu kembali
kelak suatu saat nanti kita akan bertemu di syurgaMu yang paling indah ^_^
di satu sisi ku menginginkannya di sisi yang lain ku tak ingin
mengapa semuanya membuatku tak punya pendirian
tak ingin rasa hati untuk memilih, tapi hanya ingin dipilih
ku tak ingin dicintai, hanya ingin disayangi
semua berubah, saat perpisahan itu terjadi
kini hidupku bagaikan tak berpenghuni
tak ada gairah,,, tak ada semangat yang membara
saat kau ada disisiku
kini engkau telah bahagia bersamanya, tanpa tau aq terlunta-lunta
sakit yang menyayat tubuh ini, sakit yang tumbuh di dasar jiwa dan pikiran ini
ingin ku buang.... ku buang jauh
hinggga aq tak bisa mengingatmu kembali
tapi tak bisa
tak bisa ku buat semuanya kembali normal
kadang asa ini ingin bertemu dan memilikimu kembali
kelak suatu saat nanti kita akan bertemu di syurgaMu yang paling indah ^_^
Rahasia Laki-laki Penghuni Surga
Salah satu amalan yang harus diamalkan umat Islam adalah menjauhi sifat iri hati, dengki dan hasad. Menjauhi sifat-sifat yang bagaikan virus itu, merupakan bagian dari sikap yang harus dilakukan umat Islam. Sebab hal itu bukan saja merugikan bagi yang menjadi sasaran dengki dan hasad, tetapi juga merugikan diri orang itu sendiri.
Ada kisah tentang tingkah laku seorang sahabat sahabat yang oleh Nabi Muhammad saw dijamin bakal menjadi penghuni surga yang kekal. Kisahnya demikian.
Rasulullah pada suatu ketika duduk bersama sahabat. Saat itu lewatlah sahabat lain. Sahabat itu tidak menonjol, biasa saja,. Tetapi kepada para sahabat yang lain, Nabi berkata tentang sahabat yang satu ini. “Dia adalah seorang lelaki calon penghuni surga,” kata beliau sambil menunjuk lelaki itu.
Mendengar itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia berupaya mengetahui rahasia kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. “Apa amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannhya,” kata Abdulah dalam hati.
Untuk menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun meminta diperbolehkan tinggal selama beberapa hari di rumah sahabat yang dikatakan Nabi calon penghuni surga itu. “Jika tidak keberatan, aku ingin tinggal bersamamu untuk beberapa hari saja,” katanya. “Ada apa dengan kamu?”
“Aku baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah tidak ingin bertemu dengannya selam tiga hari ini,” kata Abdullah berbohong. “Boleh, silahkan kapan saja dan berapa lama pun bisa,” kata sahabat itu dengan ramah.
Selama tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak tanduk sahabat itu dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari tinggal beberapa hari di rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan kelebihan amalan atas sahabat itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni surga itu biasa-biasa saja, amalan shalatnya pun biasa-biasa saja.
Saat hendak pamit, Abdullah terpaksa “membuka kartu” dan bertanya kepada tuan rumah bakal penghuni surga itu. “Saudaraku, sebenarnya aku tidak apa-apa dengan ayahku,” kata Abdullah. “Lalu ada apa kau tidur di rumahku?” tanya lelaki Anshar itu. “Beberapa hari yang lalu, ketika kami sedang berkumpul dengan Nabi di masjid, beliau mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada orang Anshar calon penghuni surga masuk ke masjid itu. Dan laki-laki Anshar yang disebut-sebut Rasulullah itu adalah kamu.”
“Ah, benarkah begitu?” kata lelaki Anshar itu merendahkan diri. “Benar, Nabi berkata begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya amalan tuan sehingga Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?” tanya Abdullah.
“Oh, jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?”
“Ya,” katanya terus terang.
“Tak ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginililah kehidupan saya sehari-hari sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari di sini.” Kata sahabat Anshar itu. Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin penasaran. “Tetapi masih ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku.”
Pada akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut ”membuka kartu” dan mengungkapkan apa adanya. “Sesungguhnya yang aku amalkan dari ajaran Nabi adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan melakukan perbuatan yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha selalu berusaha membersihkan hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati serta menaruh rasa dengki dan hasad kepada orang lain sepanjang hidupku. Apalagi hasad terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.
“Hanya itu?” tanya Abdullah. “Ya,” jawabnya.
Mendengar pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar semakin takjub mendengarnya. Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tak terlalu istimewa. Tetai secara rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa. Bukankah memang banyak orang yang mampu menunaikan shalat tetapi tak mampu menjaga hatinya dari rasairi, dengki, hasad dan prasangka buruk kepada orang lain.
“Subhanallah, rupanya inilah amalan utama yang telah menjadikan dirimu mendapat kemuliaan di surga,” kata Abdullah di dalam hati sambil berpamitan meninggalkan rumah lelaki itu.
Begitulah rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada sahabat itu, sehingga ia mendapat jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni surga. Kuncinya tidak iri hati, hasad, dan dengki kepada orang lain.
Amalan shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di dalam hati orang itu masih terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji di sisi Allah adalah orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi sifat dengki dan hasad seperti sahabat itu.**
Ada kisah tentang tingkah laku seorang sahabat sahabat yang oleh Nabi Muhammad saw dijamin bakal menjadi penghuni surga yang kekal. Kisahnya demikian.
Rasulullah pada suatu ketika duduk bersama sahabat. Saat itu lewatlah sahabat lain. Sahabat itu tidak menonjol, biasa saja,. Tetapi kepada para sahabat yang lain, Nabi berkata tentang sahabat yang satu ini. “Dia adalah seorang lelaki calon penghuni surga,” kata beliau sambil menunjuk lelaki itu.
Mendengar itu, Abdullah bin Umar menjadi penasaran. Ia berupaya mengetahui rahasia kehidupan orang yang dipastikan oleh Nabi sebagai penghuni surga itu. “Apa amalan lelaki Anshar ini, dan apa pula kelebihannhya,” kata Abdulah dalam hati.
Untuk menyelidiki orang tersebut, Abdullah bin Umar pun meminta diperbolehkan tinggal selama beberapa hari di rumah sahabat yang dikatakan Nabi calon penghuni surga itu. “Jika tidak keberatan, aku ingin tinggal bersamamu untuk beberapa hari saja,” katanya. “Ada apa dengan kamu?”
“Aku baru saja bertengkar dengan ayahku. Dan aku bersumpah tidak ingin bertemu dengannya selam tiga hari ini,” kata Abdullah berbohong. “Boleh, silahkan kapan saja dan berapa lama pun bisa,” kata sahabat itu dengan ramah.
Selama tiga hari itu, diamatinya tingkah laku dan tindak tanduk sahabat itu dalam kehidupan sehari-harinya. Namun, setelah beberapa hari tinggal beberapa hari di rumah sahabat itu, Abdullah tidak menyaksikan kelebihan amalan atas sahabat itu. Ia menyaksikan kehidupan bakal penghuni surga itu biasa-biasa saja, amalan shalatnya pun biasa-biasa saja.
Saat hendak pamit, Abdullah terpaksa “membuka kartu” dan bertanya kepada tuan rumah bakal penghuni surga itu. “Saudaraku, sebenarnya aku tidak apa-apa dengan ayahku,” kata Abdullah. “Lalu ada apa kau tidur di rumahku?” tanya lelaki Anshar itu. “Beberapa hari yang lalu, ketika kami sedang berkumpul dengan Nabi di masjid, beliau mengatakan bahwa sebentar lagi akan ada orang Anshar calon penghuni surga masuk ke masjid itu. Dan laki-laki Anshar yang disebut-sebut Rasulullah itu adalah kamu.”
“Ah, benarkah begitu?” kata lelaki Anshar itu merendahkan diri. “Benar, Nabi berkata begitu. Cuma kini kami ingin tahu, apa sebenarnya amalan tuan sehingga Rasulullah memastikan tuan akan masuk surga?” tanya Abdullah.
“Oh, jadi selama ini kamu menyelidiki aku ya?”
“Ya,” katanya terus terang.
“Tak ada amalan khusus yang aku amalkan. Beginililah kehidupan saya sehari-hari sebagaimana yang anda saksikan sendiri beberapa hari di sini.” Kata sahabat Anshar itu. Mendengar jawaban itu, Abdullah semakin penasaran. “Tetapi masih ada sesuatu yang anda rahasiakan kepadaku.”
Pada akhirnya orang bakal penghuni surga itu juga ikut ”membuka kartu” dan mengungkapkan apa adanya. “Sesungguhnya yang aku amalkan dari ajaran Nabi adalah biasa saja. Aku berusaha sekuat tenaga tidak akan melakukan perbuatan yang merugikan sesama kaum Muslimin. Aku berusaha selalu berusaha membersihkan hatiku dengan tidak pernah memiliki sifat iri hati serta menaruh rasa dengki dan hasad kepada orang lain sepanjang hidupku. Apalagi hasad terhadap kenikmatan yang diterima orang lain.
“Hanya itu?” tanya Abdullah. “Ya,” jawabnya.
Mendengar pengakuan jujur lelaki itu, Abdullah bin Umar semakin takjub mendengarnya. Secara lahiriah, amalan lelaki Anshar itu tak terlalu istimewa. Tetai secara rohaniah, amalan itu sungguh luar biasa. Bukankah memang banyak orang yang mampu menunaikan shalat tetapi tak mampu menjaga hatinya dari rasairi, dengki, hasad dan prasangka buruk kepada orang lain.
“Subhanallah, rupanya inilah amalan utama yang telah menjadikan dirimu mendapat kemuliaan di surga,” kata Abdullah di dalam hati sambil berpamitan meninggalkan rumah lelaki itu.
Begitulah rahasia yang ditemukan Abdullah bin Umar pada sahabat itu, sehingga ia mendapat jaminan Rasulullah akan menjadi penghuni surga. Kuncinya tidak iri hati, hasad, dan dengki kepada orang lain.
Amalan shalat sebanyak apapun tidak akan berguna jika di dalam hati orang itu masih terdapat sifat dengki dan iri hati. Orang yang terpuji di sisi Allah adalah orang yang menjalankan shalat dengan ikhlas dan menjauhi sifat dengki dan hasad seperti sahabat itu.**
Rabu, 27 Juli 2011
Lelaki Dua Surga
“Sesungguhnya putriku ini adalah amanah di pundakku dan aku berusaha mencari untuk kebaikan urusannya pada apa yang telah aku perbuat.” Atas alasan itulah Said Bin Musayyib menolak pinangan Amirul Mukminin dan menikahkan putrinya dengan orang kalangan biasa dari kaum muslimin.
Mendung duka belum tersaput dari wajah lelaki yang baru kehilangan orang yang paling dikasihi. Dia tidak tahu bahwa ternyata malam itu adalah malam terakhir dirinya menjumpai istri di rumahnya yang sederhana.. Terbayang kembali wajah istrinya, yang demikian baik kepadanya. Dialah yang senantiasa menghibur kesedihannya. Ikut memahami dan merasakan kegalauannya. Istri yang selalu mendoakannya agar dirinya mendapatkan hidayah Allah. Istri yang senantiasa mengalirkan air mata pada tiap-tiap pertengahan malam, yang selalu menyemangati untuk selalu mencari ridha Allah.
Namun kegembiraan tidaklah boleh berlebihan, duka pun tak boleh berkelanjutan. Pria shaleh yang mendalam ilmunya ini menyadari bahwa duka kematian orang2 tercintanya tidak boleh berlarut-larut. Kecintaannya akan majelis ilmu yang dipimpin gurunya Said Bin Musayyib harus segera dihadiri lagi.
“Allahu akbar, Allahu akbar,” Adzan subuh pun berkumandang. Gemanya menggetarkan jiwa. Menerobos bilik-bilik rumahnya yang sederhana. Suara yang selalu dinanti. Suara yang selalu bisa membawanya terbang tinggi, menikmati empuknya awan, terbang jauh, diayun gelombang sahara yang menenangkan. Lengkingan suara yang menghapus kedukaan, membawanya pada kegembiraan dan melupakan sejenak segala sesak yang menghimpit tenggorokan.
Aduhai, alangkah merdunya suara panggilan itu kali ini. Abu Wada’ah merasakan kedamaian dan ketentraman yang mendalam. Dia menjawab suara muadzin itu, tak terasa langkahnya telah membawanya ke masjid Nabawi. Masjid tempat dia selama ini menuntut ilmu. Abu Wada’ah kembali datang ke majelis sebagaimana biasa.
Abdullah bin Abu Wada’ah dalam beberapa riwayat sering disebut Abu Wada’ah, dia berguru kepada Said Bin Musayyib, seorang tokoh ulama dari generasi tabi’in bernasab langsung ke Bani Mahzhum. Seorang ulama yang selalu berpuasa di siang hari, bangun di tengah malam. Menunaikan haji sekitar empat puluh kali. Sejak empat puluh tahun tidak pernah terlambat dari takbir pertama di masjid Nabawi dan ia selalu menjaga untuk berada di shaf pertama. Allah menganugerahkan kelapangan rezeki, dia bisa menikah dengan siapa saja yang ia kehendaki dari wanita bangsawan Quraisy, namun ia lebih memilih putri Abu Hurairah ra dari seluruh para wanita. Yang demikian itu karena kedudukannya dari Rasulullah saw. dan keluasan riwayatnya terhadap hadits serta raghbah-nya (keinginannya) yang begitu besar dalam mengambil hadits darinya. Ia telah mendedikasikan dirinya untuk ilmu semenjak kecil.
Ia belajar dengan istri-istri Nabi saw. dan mengambil manfaat dari mereka. Berguru kepada Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Abbas dan Abdullah ibn Umar. Dan juga mendengar dari Utsman, Ali dan Shuhaib serta sahabat Nabi mulia saw yang lainnya. Said Bin Musayyib adalah seorang guru yang memiliki keteladanan yang tinggi. Beliau memiliki dan memimpin sebuah majelis ilmu (halaqah) yang cukup besar di Masjid Nabawi Madinah, di samping halaqah-halaqah yang lain yang ada di masjid itu, seperti halaqahnya ‘Urwah bin Zubair, dan Abdullah bin ‘Utbah.
Abu Wada’ah termasuk seorang murid yang setia, dia tidak pernah absen setiap kali sang guru mengajar. Makanya sewaktu Abu Wada‘ah tidak datang ke majelis halaqahnya beberapa kali, tentu saja Said Bin Musayyib merasa kehilangan murid setianya ini. Beliau merasa khawatir kalau-kalau ketidakhadirannya disebabkan karena sakit atau karena ada masalah yang menimpanya. Lalu beliau menanyakannya kepada murid-murid yang lainnya tentang keadaan Abu Wada’ah, tetapi mereka semua mengatakan tidak tahu.
Subuh itulah untuk pertama kalinya Abu Wada’ah menampakkan diri kembali di majelis sebagaimana biasa. Maka sang guru Said Bin Musayyib segera menyambut kedatangannya dengan sapaan yang penuh perhatian.
“Ke mana saja engkau ya Aba Wada’ah?” Sapa Sang Guru penuh perhatian
“Istriku meninggal dunia, sehingga aku sibuk mengurusinya,” Jawabnya.
“Mengapa tidak memberitahu kami sehingga kami bisa menemanimu dan mengantarkan jenazah istrimu serta membantu segala keperluanmu,” Sang guru menunjukkan perhatiannya
“Terima kasih, jazaakallahu khairan,” Jawab sang murid sambil menyembunyikan perasaannya yang terkesan memang sengaja tidak memberi tahu karena khawatir merepotkan gurunya. Dan ketika hendak beranjak pergi, sang guru menahannya. Sampai ketika semua murid yang lainnya telah pulang. Tidak berapa lama kemudian Said Bin Musayyib menghampiri Abu Wada’ah dan membisikan sesuatu kepadanya.
“Apakah engkau belum terpikir untuk mencari istri yang baru ya Aba Wada’ah.” Bisik sang Guru dengan penuh kehati-hatian untuk menjaga perasaan muridnya.
“Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatimu, siapa orangnya yang mau mengawinkan anak perempuannya dengan pemuda sepertiku yang sejak kecil yatim, fakir dan hingga sekarang ini aku hanya memiliki dua sampai tiga dirham,” Tandas Abu Wada’ah yang tampaknya ingin bersikap realistis terhadap keadaan dirinya.
“Aku yang akan mengawinkanmu dengan anak perempuanku,” Sang Guru menegaskan ucapannya. Abu Wada’ah terkejut dan dengan terbata-bata menanggapi tawaran gurunya.
“Eng,…engkau akan mengawinkanku dengan anak perempuanmu, padahal engkau tahu sendiri bagaimana keadaanku,” Abu Wada’ah menanggapi setengah tidak percaya.
Beberapa saat kemudian keduanya terdiam, Sang Guru sendiri tampak arif dan demikian memahami perasaan muridnya. Tak lama kemudian, Syaikh mengucapkan sebuah perkataan yang sama sekali tak diduga oleh Abu Wada’ah.
“Ya,…kenapa tidak, karena ketika telah datang seseorang yang aku ridha terhadap agamanya dan akhlaknya maka aku akan kawinkan anak perempuanku dengan orang itu, dan engkau termasuk orang yang aku ridha”. Tegas sang guru.
Padahal sebelum ini putri beliau pernah dilamar oleh Al-Walid bin Hisyam bin Abdul Malik, putra mahkota Dinasti Umayyah, pada saat ayahnya Amirul Mu’minin Hisyam bin Abdul Malik bin Marwan menjadi khalifah. Said Bin Musayyib menolak lamaran khalifah yang ingin menjodohkan putrinya dengan putera mahkotanya.
Putri Syaikh Said sendiri adalah salah seorang perempuan tercantik dan sempurna, seorang puteri yang paling mendalam ilmunya tentang Al-Quran dan Sunnah. Akan tetapi meskipun yang melamar anaknya adalah putra mahkota, Said Bin Musayyib tidak canggung menyampaikan permintaan maafnya karena menolak lamarannya. Keluarga istana Dinasti Umayyah tetap berusaha keras untuk dapat mempersunting putrinya itu, namun Said Bin Musayyib tetap tak bergeming, karena ia mengetahui bahwa Al-Walid adalah pemuda yang banyak melakukan dosa dan lemah agamanya. Dalam pandangan ahlud-dunia sikap Said Bin Musayyib mungkin dinilai aneh karena menyia-nyiakan kesempatan untuk menaikkan taraf hidup.
Sementara bagaimana dengan kita sekarang ini? Atas pertimbangan apa kita menerima dan menolak seseorang? Adalah Erich Fromm, dalam bukunya berjudul The Art of Loving, mengungkapkan dengan gamblang bahwa hubungan pria dan wanita pada jaman modern, pada akhirnya tak lebih dari sebuah proses tukar menukar seperti layaknya transaksi jual beli di era pasar bebas seperti saat ini. Sang pria menjual image-nya sebagai sosok yang tampan, dengan tubuh berotot, six packs, punya segala macam fasilitas mulai dari kendaraan keluaran terbaru, gagdet keluaran terbaru, dan style berpakaian yang tidak boleh ketinggalah jaman. Tak lupa, sang wanita pun menjual aset berharga berupa keindahan tubuhnya, kecantikan, tutur kata yang lemah lembut (meskipun aslinya kadang-kadang wataknya tidak lemah lembut sama sekali) hingga kecerdasan otaknya.– Astaghfirullah!
Namun Sa’id Bin Musayyib jauh dari sifat mengeksploitasi anaknya demi mengejar keuntungan dunia. Sebagai orang tua sekaligus seorang ‘alim, beliau hanya mendambakan putrinya mendapatkan jodoh dari orang yang bertaqwa dengan sesungguhnya. Dan pilihannya jatuh pada salah seorang murid majelis halaqahnya. Ia bukanlah seorang kaya, apalagi keturunan bangsawan, bahkan hanya seorang pemuda yatim yang berstatus duda dari wilayah Hayna.
Pada keduanya telah terjalin tafahum (saling memahami) tingkat tinggi. Bukan sekedar hubungan murid dengan guru semata akan tetapi lebih jauh dari itu adalah ta’akhi (persaudaraan) yang kental dan mendalam. Hubungan yang dirajut karena kecintaan kepada Allah semata dan jauh dari baju kepura-puraan, pura-pura shaleh, pura-pura ‘alim dan taqwa. Jadi Said Bin Musayyib meluluskan putrinya menikah dengan tak ada penilaian yang bersifat materi keduniaan dalam jiwa dan benaknya.
Tak berapa lama kemudian, Said Bin Musayyib memanggil beberapa orang muridnya yang kebetulan masih berada di dalam masjid. Ketika mereka ada di dekatnya, saat itu juga Said Bin Musayyib mengucapkan lafadz hamdalah dan shalawat atas Rasulullah saw… lalu disebutlah lafadz akad nikah antara putrinya dan Abu Wada’ah. Maharnya adalah uang senilai dua dirham.
Berbagai perasaan gembira, haru, bingung bercampur dalam hati Abu Wada’ah. Setelah selesai acara ‘aqad nikah yang sangat sederhana itu, ia segera pamit pulang ke rumahnya.
“Siang itu sebenarnya aku tengah puasa, tapi peristiwa itu menjadikan aku hampir lupa dengan puasaku…” Ungkap Abu Wada’ah dalam hati.
Sungguh bahagia Abu Wada’ah, saat segala takdir harus diterima dengan pasrah, saat Allah memberi kecukupan dengan karunia yang mungkin ‘terlihat’ apa adanya, saat rezeki yang bersahaja harus dipandang sebagai anugrah tak terkira, saat orang percaya atau tidak percaya, bahwa sesungguhnya engkau telah mendapat anugrah terindah…
Kilatan cahaya pikiran itu terus menerus menerangi sehingga membuka kesadaran yang hakiki. Hingga tiba adzan maghrib dan dia harus membatalkan puasanya. Selesai melakukan shalat maghrib, ia bersiap untuk ifthar dengan sepotong roti dan minyak.
Sementara di tempat lain Said Bin Musayyib setelah menyelesaikan prosesi akad nikah di Masjid Nabawi tadi, beliau kemudian pulang ke rumahnya dan mendapati putrinya tengah membaca Al-Qur’an.
“Apa yang sedang engkau lakukan wahai putriku?”
“Aku sedang membaca kitabullah wahai ayah…..”
“Apakah engkau memahaminya?”
“Ya, duhai ayahku. Tetapi, ada satu ayat yang aku belum bisa memahaminya sama sekali.”
“Ayat apakah itu wahai putriku?” tanya sang ayah dengan penuh keheranan.
“Yaitu firman Allah:
‘Dan di antara mereka ada orang yang berdoa, ‘Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan juga di akhirat, serta peliharalah kami dari siksa neraka’.’ (Al-Baqarah : 201)
”Duhai ayahku, aku telah mengetahui bahwa kebaikan akhirat adalah jannah, lalu apakah yang dimaksud dengan kebaikan dunia?”
Sang ayah kemudian menjelaskan dengan penuh hangat, “Duhai putriku, kebaikan dunia adalah ketika seorang istri yang shalihah mendapatkan suami yang shalih. Hari ini Allah telah memberikan nikmat kepadamu dengan seorang suami yang shalih, maka bersiaplah untuk memasuki malam pertama bersamanya….”
Di rumahnya Abu Wada’ah belum tuntas menikmati sajian iftharnya berupa satu atau dua potong roti, tiba-tiba terdengar suara orang mengetuk pintu rumahnya. Kemudian dia berdiri untuk membuka pintu.
“Siapa di luar…?” tanya Abu Wada’ah.
“Saya Said,“ Jawab suara dari luar
Suara itu segera dikenalnya, yang tidak lain adalah Said Bin Musayyib. Ada apa gerangan? Karena saat itu sebenarnya Abu Wada’ah masih diliputi perasaan grogi dan cemas. Dalam benaknya, mungkin saja kedatangan syaikh Said hendak membatalkan urusan pernikahan ini, atau mungkin saja mempelai putri menolak menjadi istrinya. Tetapi, ketika dibuka pintu rumahnya, ternyata imam Said datang bersama putrinya yang telah memakai gaun pengantin
“Apa yang membuat Anda tergesa-gesa datang kemari wahai Syaikh?” Abu Wada’ah pun bertanya kepada sang imam.
“Sesungguhnya Allah membenci jika salah seorang di antara kita bermalam tanpa memiliki istri. Sehingga, setan tidak mengganggunya wahai Abu Wada‘ah. Inilah aku bawakan istrimu, semoga engkau diberkahi dengannya, dan semoga ia juga mendapatkan barakah denganmu, serta mengumpulkan kalian berdua dalam naungan kebaikan.”
Kemudian Said Bin Musayyib meninggalkan putrinya di rumah Abu Wada’ah. Saat itu juga Abu Wada’ah berlari dan naik ke atap rumahnya dan memanggil seluruh tetangganya. Seketika itu pula, para tetangganya berhamburan mendatanginya dan bertanya,
“Ada apakah gerangan wahai Abu Wada‘ah sehingga engkau memanggil kami?” Tanya para tetangganya.
“Said Bin Musayyib telah menikahkanku dengan putrinya. Beliau telah datang kepadaku malam ini untuk menyerahkan putrinya kepadaku. Dan sekarang, putrinya telah bersamaku.” Abu Wada’ah mengumumkan perihal keadaannya kepada mereka.
Para tetangga kemudian mendatanginya dan membantu hajat Abu Wada’ah. Kaum wanita mempersiapkan pengantin putri dan kaum lelaki mempersiapkan Abu Wada’ah agar bertemu dengan istrinya dalam keadaan terbaik. Dalam walimah sederhana itu tidak ada permainan dan perbuatan yang sia-sia.
Kemudian para undangan pulang ke rumahnya masing-masing dengan mendapatkan balasan dari Allah dan juga rasa terima kasih dari Abu Wada’ah. Mempelai laki-lakipun kemudian masuk ke rumah menemui istri barunya. Ternyata, ia adalah wanita yang sangat cantik, paling hafal dengan kitabullah, paling tahu dengan sunnah Rasulullah dan paling paham akan hak-hak suami.
Setelah berlalu masa sepekan dari pernikahannya, diapun kemudian meminta ijin kepada istrinya untuk keluar.
“Hendak ke mana duhai suamiku?”
“Hendak menghadiri majelis ilmu Said Bin Musayyib….”
“Duduklah di sini saja duhai suamiku. Akan aku ajarkan kepadamu ilmu Said Bin Musayyib….” Istrinya berkata dengan penuh hangat,
Lantas, Abu Wada’ah pun duduk bersamanya mengkaji ilmu agama. Suatu waktu, Said Bin Musayyib menengok keadaan Abu Wada’ah dan istrinya.
“Mengapa sekarang engkau tak lagi menghadiri halaqah wahai Abdullah?”
“Karena aku telah mendapati pada putri Said ilmunya Said,” Jawab Abdullah.
Kebahagiaan tetaplah rahasia Ilahi, meskipun sejuta manusia menggapai langit dan menggali bumi. Kebahagiaan sejati hanya dilandasi keyakinan akan takdir sehingga menjunjung manusia kearah ketabahan, kepasrahan, keteduhan hati dan keikhlasan, bak mutiara terpendam yang menyorotkan cahaya pasrah, menyambut keridhaan Ilahi. Peneladanannya terhadap Nabi saw. menggeser segala kesukaannya terhadap segala penghuni bumi. Itulah sebabnya, kehambaannya bertahan walau cobaan menerpa. Abu Wada’ah berbahagia dengan takdirnya, maka keabadian menghampirinya dengan segala keindahannya. Surga dunia, juga surga Akhirat.
Sumber: Shuwarun Min Hayaati at-Taabi’iin oleh Dr Abdurrahman Ra`fat al-Basya dan Al-Mukhtâr min qishasil Akhyâr oleh Musthafa Syaikh Ibrahim Haqqi.
sahabat you who know me ^^
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.
Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.
Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**
Senin, 18 Juli 2011
Setiap keinginanku dan setiap impianku
Akhirnya aq menemukan kebenaran yang sesungguhnya
Aq merasa sendirian untuk waktu yang lama,
Begitu dingin..... dingin sekali didalamnya
Dan sakit dari rasa sakit hati yang tak akan mereda
Aq merasa seperti sedang sekarat,
Sampai kau menyelamatkan hidupku
Tuhan, terimakasih
Terimakasih telah mempertemukan dia
Mempertemukan dia denganku
Aq tak berarti, aq hilang tanpamu
Setiap keinginanku dan setiap impianku
Entah bagaimana caranya menjadi kenyataan
Ketika dia datang membawa sinar mentari
Menyelesaikan seluruh hidupku
Aq dipenuhi rasa syukur
Benar-benar sangat bersyukur
Dan untuk memastikan kebahagiaanku
Rasa sakit yang ada dalam setiap bagian diriku,
Menyebabkan kau akan tetap disampingku
Aq akan tetap bertahan hidup
Aq tak ingin mencoba
Tak ingin mencoba melepaskanmu
Karna aq butuh kamu dalam hidupku
Terimakasih Tuhan.........
Terimakasih Tuhan.........
Karna Engkau telah mempertemukan dia denganku,
Entah bagaimana ceritanya ini semua menjadi nyata
Ketika kau membawa sinar mentari
Menyelesaikan seluruh hidupku
Aq sangat dipenuhi rasa syukur
Karena.......
Karena aq...
Aq telah menemukanmu ^_^”
Aq merasa sendirian untuk waktu yang lama,
Begitu dingin..... dingin sekali didalamnya
Dan sakit dari rasa sakit hati yang tak akan mereda
Aq merasa seperti sedang sekarat,
Sampai kau menyelamatkan hidupku
Tuhan, terimakasih
Terimakasih telah mempertemukan dia
Mempertemukan dia denganku
Aq tak berarti, aq hilang tanpamu
Setiap keinginanku dan setiap impianku
Entah bagaimana caranya menjadi kenyataan
Ketika dia datang membawa sinar mentari
Menyelesaikan seluruh hidupku
Aq dipenuhi rasa syukur
Benar-benar sangat bersyukur
Dan untuk memastikan kebahagiaanku
Rasa sakit yang ada dalam setiap bagian diriku,
Menyebabkan kau akan tetap disampingku
Aq akan tetap bertahan hidup
Aq tak ingin mencoba
Tak ingin mencoba melepaskanmu
Karna aq butuh kamu dalam hidupku
Terimakasih Tuhan.........
Terimakasih Tuhan.........
Karna Engkau telah mempertemukan dia denganku,
Entah bagaimana ceritanya ini semua menjadi nyata
Ketika kau membawa sinar mentari
Menyelesaikan seluruh hidupku
Aq sangat dipenuhi rasa syukur
Karena.......
Karena aq...
Aq telah menemukanmu ^_^”
Ketika Hubungan Dikhianati
Luka di jari tersa sakit hanya beberapa hari sampai dia menutup lagi dengan meninggalkan bekas, dan luka di hati tidak pernah terlihat tetapi begitu pedih, perih dan sakitnya terasa sangat lama. Itulah yang terjadi ketika hubungan kita dikhianati, terasa semua pengorbanan sia-sia, segala kebaikan tidak ada artinya sekarang tinggal menjadi sampah yang terbuang.
Cinta tidak pernah salah dan sebaiknya tidak menyalahkan cinta atas penghianatan ini, mencintai haya memberi dan tanpa mengharapkan balasan, sehingga tidak pernah merasa rugi jika didasari ketulusan seperti kita memberi bantuan kepada orang dan orang itu lupa dan pura-pura nggak ingat kepada kita. Seperi tuhan mencintai kita tanpa mengharapkan balasan, bilamana kita lupa beliau akan menerima kita saat kita bertobat dan kembali padanya.
Cinta adalah jembatan yang menghubugkan dua dunia hati yang berbeda, cinta hanyalah perantara keinginan mengikat hati dalam sebuah hubungan dengan keinginan saling menyayangi, menghormati kekurangan dan kelebihan masing-masing, saling memperhatikan satu sama lain dan saling menjaga
JATUH CINTA LAGI?
Jatuh cinta lagi dan lagi… mengapa ?,
Bukan mata keranjang atau mata duitan lho….Yang jelas ini terjadi karena tidak bisa membedakan rasa suka , kasihan atau cinta. Ya rasa suka sering dialami dan indera yang paling berperan adalah mata… Tidak ada yang salah jika kamu suka melihat orang cakep, cantik, penampilan bersih rapi.. karena itu merupakan cerminan dari pribadi yang kamu inginkan… ingat jangan sampai tersesat di rasa suka ya…
Kasihan… sama orang yang polos… iba melihat orang menderita atau kekurangan, kasihan karena melihat kegigihannya.. . Ya jangan sampai dech pacaran karena rasa kasihan atau dikasihani.
Cinta… memang tidak pernah ada kreterianya tapi… rasa ini berawal dari rasa suka dan itu mencerminkan ada karakter yang kamu sukai disana , hanya saja ada getaran yang berbeda saat ada didekatnya… ada rasa nyaman bila bersamanya. Itu hanya sekali terjadi mengalami yang seperti itu… Jatuh cinta lagi dan lagi .. artinya sebelumnya anda tidak benar-benar jatuh cinta… mungkin saja krn suka… saja… selamat mencari cinta… yang tanpa syarat yang ada hanya memberi…
” Cinta adalah memberi bukan meminta”
Cinta yang tulus hanya di rasakan karena ada….
bukan disaat karena ada paksaan dan takut karena sebuah keputusan….
Cinta itu jujur……
Cinta itu indah……
Jangan sampai anda mengecewakan cinta karena akan jauh lebih sakit bila anda di kecewakan oleh cinta……..
Perpisahan Termanis
Dulu aku datang dengan segudang asa
kini aku harus pamit untuk menjemput impian
Tak ada yang abadi di dunia
Segalanya mesti berubah
Terima kasih sudah menjadi teman baiku
Terima kasih sudah menjadi sobat karibku
Terima kasih sudah menjadi bagian dari jalan hidupku
Maafkan semua kesalahanku
Maafkan segala kekuranganku
Tak ada yang mesti ditangisi
Karena aku tidak akan jauh
Teman, sahabat, tetaplah mengingat setiap kenangan indah yang telah kita lewati
Lupakan kepahitan atas kesalahpahaman kita..
Sampai Jumpa dilain waktu
Perasaanku
Aku tak selalu baik dan juga tak selalu benar,
Sekali waktu aku begitu baik dan juga kadang sangat bodo.
Aku hanya manusia biasa seperti yang lain,
punya asa yang kadang-kadang tidak bisa diterima akal.
Aku bersyukur bisa mengalami ini semua,
perjalanan jiwa menemukan jati diri,
aku senang bisa punya rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan kepadaku.
Aku sadari semakin aku bersyukur semakin banyak kebaikan yang kutemukan.
Aku temukan, tidak semua mesti difikirkan secara logika,
aku hanya bersyukur dan bermimpi setinggi langit…
tanpa rasa takut, khawatir atau cemas.
Kulakukan segala sesuatu dengan tulus menggunakan persaanku,
kujalani cobaan dengan sabar dengan perasaanku,
ku bersyukur yang semua terjadi membuat aku lebih kuat dan lebih dewasa.
” Aku mencintai hidupku apa adanya”
Langganan:
Postingan (Atom)